Senin, 25 Maret 2013

Demokrasi : Sebuah Perspektif | by @malakmalakmal


Demokrasi : Sebuah Perspektif | by @malakmalakmal






Akmal Sjafril
@malakmalakmal 


   
01. #Demokrasi selalu mjd topik bahasan yg menarik. Sebagian org malah bersikap seolah2 topik di dunia cuma yg satu ini :)
   
02. Ada yg bilang, #Demokrasi itu bikinan Barat. Menerimanya berarti membebek Barat.
   
03. Guess what? Nama ‘resmi’ Korea Utara adalah The Democratic People’s Republic of Korea. #Demokrasi
   
04. Korea utara? Demokratis? Membebek Barat? Hmmm… kayaknya ada yg salah ya :) #Demokrasi
   
05. Hal ini menunjukkan bhw penggunaan istilah “ #Demokrasi “ bisa dibilang cukup ‘lentur’.
   
06. Artinya, org bisa saja gunakan istilah yg sama, tp maknanya lain2. #Demokrasi
   
07. AS dan negara2 Barat jg mengaku menjalankan #Demokrasi. Apa benar?
   
08. Konon, dlm #Demokrasi, suara rakyat adalah suara Tuhan. Apa iya?
   
09. Prinsip ini jd senjata bg para penentang #Demokrasi di antara umat Muslim. Pdhal kenyataan tdk membenarkan.
   
10. Suara rakyat adalah suara Tuhan, misalnya, tdk diterapkan di Mesir ketika rejim sekuler berkuasa. #Demokrasi
   
11. Rakyatnya ingin bela Palestina, tp rejim sekuler menutup pintu perbatasan. #Demokrasi
   
12. Jadi, tdk tepat jg bila #Demokrasi diidentikkan dgn ‘suara rakyat adalah suara Tuhan’.
   
13. Apalagi, pelaksanaannya beda2. Mmg #Demokrasi tak terkendali bs berujung liberalisme. Tp tdk semua begitu.
   
14. Di Indonesia, masih banyak ide2 sekuler-liberal yg tak bs diterima. Meski #Demokrasi ditegakkan.
   
15. Sbb, mengikuti pemikiran Buya Hamka, tengok dasar negaranya. Apa sila pertama? #Demokrasi
   
16. ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Itulah akar tunggang Pancasila. Semua mengakar ke sana. #Demokrasi
   
17. ‘Kemanusiaan’ yg dibicarakan di Sila ke-2 bukan humanisme versi sekuler, tp kemanusiaan berdasar ketuhanan. #Demokrasi
   
18. Demikian jg #Demokrasi yg diterapkan di Indonesia (semestinya) adalah sebuah sistem berlandaskan ketuhanan.
   
19. Jadi, MPR/DPR (lagi2 semestinya) tdk berhak menentukan hal2 yg melanggar agama. Idealnya begitu. #Demokrasi
   
20. Lalu, mengapa kenyataannya tdk ideal? Ya, itulah cerminan bangsa kita. #Demokrasi
   
21. Jgn ngomel2 saja kalau sistem di negeri ini tdk Islami. Itu tandanya, masyarakat kita msh ‘buta syariat’. #Demokrasi
   
22. Org buta jgn diomeli krn kebutaannya. Tapi bantu ia agar bs melihat. Carikan donor mata, kalau perlu. #Demokrasi
   
23. Apa masalah selesai dgn mengutuki sistem? Tentu tidak. Sistem sebaik apa pun perlu perbaikan. #Demokrasi
   
24. Sementara sistem blm Islami, apa yg bisa diperbuat? Masak sih tidak ada, selain membicarakan kecacatan sistem? #Demokrasi
   
25. Sy ingat Ust Adian Husaini pernah memberi retorika yg cerdas. #Demokrasi
   
26. “Kalau tanah kita diserobot org, apa kita tunggu syariat ditegakkan, atau tempuh jalur hukum skrg jg?” #Demokrasi
   
27. Tentu saja kita tdk diam. Lawan dong. Sistem belum islami, bukan berarti tak bisa berbuat apa2. #Demokrasi
   
28. Sistem blm Islami krn rakyat blm Islami. Maka, proyek jangka panjangnya adalah pendidikan. #Demokrasi
   
29. Sdh brp banyak sekolah2 dan perguruan2 tinggi yg Islami didirikan? Itu cerminan kesiapan umat. #Demokrasi
   
30. Banyak sekolah2 Islam tp guru dan siswanya msh jauh dr Islami. Perguruan tinggi apalagi! #Demokrasi
   
31. Kalau sdh Islami akhlaqnya, apa prestasinya sdh sehebat sekolah2 ‘sekuler’? Ini PR lain lagi. #Demokrasi
   
32. Islam tdk bs ditegakkan hny dgn belajar nahwu, sharaf, fiqih, syariat dll. #Demokrasi
   
33. Islam tdk mengenal dikotomi ilmu, tp kategorisasi. Ada ilmu yg fardhu ‘ain, ada yg fardhu kifayah. #Demokrasi
   
34. Di antara umat Muslim hrs ada yg memiliki spesialisasi2 ilmu yg beragam. Ini wajib. #Demokrasi
   
35. Kalau tdk ada yg jd dokter, misalnya, maka umat Muslim bersalah. Semuanya kebagian dosa. #Demokrasi
   
36. Jadi, kita harus evaluasi gerakan dakwah kita jg. Apakah gerakan2 dakwah sdh melahirkan kaum spesialis? #Demokrasi
   
37. Kaum generalis jg perlu. Tp kaum spesialis jgn dilupakan. Tdk bs menang kalau mrk tak ada. #Demokrasi
   
38. Lihat media, misalnya. Islam dihajar terus. Tp media Islam ke mana? #Demokrasi
   
39. Sudah jumlahnya sedikit, yg ada pun kualitasnya memprihatinkan. Wartawannya gak ok, redaktur payah, desain seadanya dll. #Demokrasi
   
40. Kalau begitu kondisinya, kapan kita mau meruntuhkan dominasi TIME, CNN dan semacamnya? #Demokrasi
   
41. Itulah gambaran betapa kompleksnya permasalahan umat. Maka, jgn disederhanakan scr berlebihan. #Demokrasi
   
42. Saat mengisi kajian di ITS blm lama ini, sy dapat sebuah pertanyaan menarik. #Demokrasi
   
43. Seorang ikhwah bertanya, “Bukankah Islam liberal ini lahir krn #Demokrasi?”
   
44. Menurutnya, #Demokrasi-lah yg berikan hak kebebasan berpendapat. Sehingga org2 sesat pun bebas bicara.
   
45. Mari kita gunakan perspektif yg lebih menguntungkan bagi kita semua. #Demokrasi
   
46. Memang benar, #Demokrasi membuka kebebasan berpendapat. Dan kebebasan ini ada potensi buruknya.
   
47. Tapi, apa iya yg bebas bicara hanya yg sesat2? Bukankah pd saat yg sama, pr pembela kebenaran pun bebas bicara? #Demokrasi
   
48. Nah, jika para pembela kebatilan bs manfaatkan hak2nya, mengapa pr pembela kebenaran tdk bisa? #Demokrasi
   
49. Jangan2, pr pembela kebenaranlah yg lemah dlm argumen, lemah beretorika dsb. Kita harus evaluasi. #Demokrasi
   
50. Para Nabi dan Rasul berdakwah dgn argumen. Mrk susun argumennya dgn baik. #Demokrasi
   
51. Mrk tdk ‘menyalahkan’ pr pembela kebatilan yg bicara. Sebaliknya, mrk lawan argumen dgn argumen. #Demokrasi
   
52. Maka, pandanglah #Demokrasi dan kebebasan yg dibawanya sbg semacam ‘arena tanding’.
   
53. Jgn salahkan org awam yg memilih jd sekuler, kalau mmg kaum anti-sekulernya yg argumennya lemah. #Demokrasi
   
54. Oleh krn itu, para aktivis dakwah harus melengkapi dirinya dgn berbagai skill. Public speaking, writing etc. #Demokrasi
   
55. Pr aktivis dakwah jg tdk boleh ‘lari’ dari persaingan sains dan teknologi. Harus jd pemenang di segala lini. #Demokrasi
   
56. Gmn dgn masalah fisik? Harus juga! Org Barat rajin minum susu, masak org Islam gak suka. Sunnah, lho! #Demokrasi
   
57. Org Barat rajin berenang, masak kita kalah? Itu juga sunnah! #Demokrasi
   
58. Tiket kolam renang mahal? Makanya penghasilan dilebihkan. Demi sunnah. Supaya kita jd pemenang. #Demokrasi
   
59. Bayangin kalau mau jihad, musuh2 kita kekar2, kitanya kurus langsing semua. #Demokrasi
   
60. Pernah lihat mujahidin Palestina? Besar, tegap, berotot. Gitu tuh yg nyunnah… #Demokrasi
   
61. Ibnu Mas’ud ra pernah ditertawakan krn betisnya kecil. Ini perlu jd catatan khusus. #Demokrasi
   
62. Memang menertawakan fisik org bukan akhlaq yg baik. Makanya ditegur oleh Nabi saw. #Demokrasi
   
63. Lagian yg diejek Ibnu Mas’ud ra. Beliau adalah salah 1 sahabat paling utama, spesialis Qur’an. #Demokrasi
   
64. Tapi kita jg perlu menyadari bhw di antara sahabat Nabi saw ternyata betis kecil itu minoritas. #Demokrasi
   
65. Artinya, mayoritas badannya kekar2. Ya wajar 1 mujahid bs kalahkan 10 musuh. #Demokrasi
   
66. Memang ada unsur ‘pertolongan Allah’ dlm jihad. Tp pertolongan Allah kan tergantung usaha kita jg. #Demokrasi
   
67. Jihad asal2an, jgn harap turun 1.000 malaikat. Harus berusaha dan penuh persiapan. #Demokrasi
   
68. Sekali lagi, pandanglah #Demokrasi sbg ‘arena tanding’.
   
69. Memang #Demokrasi tdk 100% sejalan dgn Islam. Tp jgn sampai kondisi tdk ideal membuat kita mundur.
   
70. Gara2 menghindari #Demokrasi, akhirnya masalah pendidikan umat diurus o/ org2 sekuler.
   
71. Padahal, pendidikan umat harus diislamisasi. Kalau nggak begitu, kapan sistemnya akan Islami? #Demokrasi
   
72. Yg akan membenahi sistem adalah org2 yg punya kompetensi akademis. Berjuang di lini pendidikan itu wajib. #Demokrasi
   
73. Seorang Muslim bisa menyekolahkan, katakanlah, 2-3 org anak yatim. #Demokrasi
   
74. Sebuah majelis ta’lim bisa sekolahkan berapa? Katakanlah 100 anak. #Demokrasi
   
75. Tapi, seorang Gubernur bisa mendirikan ribuan sekolah. Skalanya sangat berbeda. #Demokrasi
   
76. Kita tdk bisa lari dari pertarungan politik. Umat Muslim harus buktikan diri bisa memimpin. #Demokrasi
   
77. Sistem Islam itu paling top, OK. Tapi harus dibuktikan dlm level pribadi. #Demokrasi
   
78. Susah utk yakinkan org bhw pendidikan yg Islami itu lbh baik kalau yg bicara bkn seorang pendidik yg hebat. #Demokrasi
   
79. Maka, jadilah pendidik yg hebat sblm mengislamisasi pendidikan. Itu br contoh di dunia pendidikan. Di bid lain jg. #Demokrasi
   
80. Siapa yg larang bikin sekolah Islam? Kalau sekolah2 Islam kurang bagus, salah siapa? #Demokrasi
   
81. Siapa yg larang bikin rumah sakit Islam? Kalau RS Islam service-nya gak bagus, salah siapa? #Demokrasi
   
82. Siapa yg larang bikin TV dan radio Islam? Kalau TV dan radio Islam kalah bersaing, salah siapa? #Demokrasi
   
83. Siapa yg larang berbisnis? Kalau pebisnis Muslim kurang profesional, salah siapa? #Demokrasi
   
84. Kita perlu berhenti menyalahkan keadaan. Keadaan gak sebuntu itu kok. Manfaatkan kebebasan. #Demokrasi
   
85. Musuh2 Islam bisa, kok kita nggak bisa? Harus bisa lebih baik! Mentalitas ini berlaku di segala bidang. #Demokrasi
   
86. Selain itu, kita jg harus ‘bersaing’ dgn kaum sekuler di ranah politik. Adu argumen. #Demokrasi
   
87. Org2 sekuler tak mungkin mau dibungkam begitu saja. Kita yg harus membungkamnya. Dgn argumen. #Demokrasi
   
88. Kalau kita bisa bikin org2 sekuler mati kutu dlm debat, maka kita akan sukses perjuangkan misi kita. #Demokrasi
   
89. Terakhir, #Demokrasi jg tdk perlu disikapi secara lebay.
   
90. #Demokrasi cuma ‘arena tanding’, itu saja. Tidak ideal? Of course! Kurang adil? Maybe!
   
91. Oleh krn itu, yg terlibat di jalur #Demokrasi tdk perlu dituduh ‘menyembah demokrasi’. Itu lebay.
   
92. Yg tdk mau bersentuhan sm sekali dgn #Demokrasi, silakan. Mudah2an bs berkontribusi maksimal. Fastabiqul khairat.
   
93. Gak ada yg menyembah #Demokrasi. Iseng amat. Ada gak ya yg kayak begitu? :D
   
94. Setuju atau tdk dgn #Demokrasi, marilah kita benahi satu persatu masalah umat.
   
95. Masalahnya ribet bin kompleks. Jgn dianalisis dgn terlalu ‘polos’. #Demokrasi
   
96. Ijtihad yg salah nilainya satu, yg benar nilainya dua. Salah ijtihad, tdk berdosa. Su’uzhan dan fitnah, nah itu dosa :D #Demokrasi
   
97. Semoga kt tdk terseret o/ #Demokrasi, tdk pula lari dr permasalahan yg sebenarnya. Aamiin yaa Rabb…


*http://chirpstory.com/li/63463

Kamis, 21 Maret 2013

"Menikmati Demokrasi Tanpa Sadar, Dengan Analogi" By @hafidz_ary


"Menikmati Demokrasi Tanpa Sadar, Dengan Analogi" By @hafidz_ary

Chirpified
by jacksonpurba

Abis shubuh td , mendengarkan istri bernostalgia dg sejarah kemahasiswaan di KM ITB .

Hmm .. Ada yg kasih analogi ttg demokrasi dg resep dr dokter spesialis atau resep dr kesepakatan org banyak. | analogi ini ga pas @cooldedoy

Analoginya gini: pilih mana resep obat dari dokter spesialis atau resep obat dari kesepakatan org? Begitu katanya.

Analogi yg lebih pas gini. Ada sebuah keluarga yg punya aturan untuk memutuskan sesuatu dg kesepakatan semua org yg menghuni rmh tsb

Trus salah seorang anggota keluarga ini sakit. Ayahnya membawa ke dokter spesialis. Dapat resep.

Ibunya bawa anak ke dukun , dikasih resep jimat dsb.

Kakak pertama membawa anak yg sakit ini ke org MLM. Diberikan resep obat2 herbal.

Keluarga ini ada 12 org. Ibu bapak dan 10 anak. Sekarang rapat , solusi mana yg mau diambil untuk menyembuhkan si anak yg sakit

Mau obat dari dokter, mau jimat dan ajian dari dukun, ato resep herbal dari penggiat MLM. Mekanisme memutuskannya harus voting

Bapak berusaha mempengaruhi sebanyak mungkin anak, agar pendapatnya menang, resep dokter spesialis yg dipilih

Si ibu dan si kakak pertama pun demikian, berusaha meyakinkan anak2 yg lain, agar pendapatnya yg menang.

Demokrasi bukan soal memilih apakah memilih resep dokter spesialis atau resep kesepakatan orang .

Demokrasi itu tentang bagaimana memperjuangkan agar resep dokter spesialis ini yg dipakai. Krn itu aturan yg berlaku di keluarga tsb.

jika si ayah berhalangan hadir dalam voting keputusan, krn dia menolak sistem itu, maka otomatis opsi mengambil resep dokter hilang

akhinya pilihan tinggal 2 : ke dukun atau ke org MLM. akibat si ayah menolak untuk ikutan saat rapat. yang jadi korban? anak yg sakit.

realitanya tdk memungkinkan “@mb318: @hafidz_ary susah beut,, ikutin kata bapak yg didukung mamak lah gus. Kasihan yg sakit :)))”

cektwit sy ya . analoginya lebih pas “@cooldedoy: Analogi yg bgs ttg demokrasi @hafidz_ary RT @pedyanto Jika Anda sakit kira2 mau gak diberi

"Jk Anda sakit kira2 mau gak diberi obat hasil keputusan mayoritas warga sekampung, atau cukup satu dokter spesialis saja?" | analogi ga pas

realitanya yg anda hadapi adalah obat yg harus anda minum itu harus diputuskan warga sekampung.

tugasnya adalah tinggal memperjuangkan resep dokter spesialis menan menjadi keputusan warga dibanding opsi lain, dukun dan obat MLM misal

jd pilihannya bukan resep dokter atau keputusan warga sekampung. you have no choice . kondisinya, keputusan bukan di tangan anda yg sakit

jk yg mendukung opsi resep dokter spesialis gak ikutan dlm pengambilan keputusan. maka yanf akan diputuskan warga sekampung pasti bukan itu

kondisinya si sakit ini dilarang memutuskan apa yg baik buat dia, harua dibicarakan warga sekampung.

pilihannya cuma 2: pertama kudeta kepemimpinan kampung kemudian ubah aturan pengambilan keputusannya aau ...

... mengedukasi warga kampung ttg apa obat yg menurutnya bagus bagi dia , sampai mayortas warga kampung setuju.

itu aturan main di kampung itu “@mb318: @hafidz_ary si sakitlah yg memilih, kan hidupnya milik dia sendiri gus? Bukan milik warga?”

si sakit dilarang memutuskan sendiri “@mb318: @hafidz_ary si sakitlah yg memilih, kan hidupnya milik dia sendiri gus? Bukan milik warga?”

si sakit dilarang menjalankan obatnya sendiri. dilarang minum obat berupa puyer syariah kecuali puyer ini jd keputusan bersama sekampung

dari pada mengkudeta pemimpin kampung agar mengubah cara pengambilan keputusan, mending fahamkan warga pentingnya "puter syariah" dan menang

mengkudeta pemimpin dan aturannya beresiko malah si sakit diusir dr kampungnya. sembuh nggak diusir iya

mending dia selesaikan dulu masalah2 mendesak, yaitu sakit pileknya dia misalnya, bikin propaganda trg obat yg ia pilih spy jd keputusan

apakah si sakit mengorbankan idealisme jd percaya sama dukun? sama sekali tdk. dia tetap percaya hanya pd dokter spesialis

cc @cooldedoy "@KangMuvti: Analogi yg pas dan oke banget ttg demokrasi dari @hafidz_ary . Mantaapp..”

jd ini bukan soal memutuskan apakah si sakit mempetimbangkan resep dokter atau resep dukun , tp bgmn resep dokter jd keputusan

"demokrasi yg kau nikmati skrg ini lahir dr rahim zionisme" | nyeriii katanya | menarik untuk dibahas

semua org baik yg menerima demokrasi atau anti demokrasi sebenernya menikmati demokrasi .

bicara anti demokrasi jelas mustahil di suasana negara yang anti demokrasi. bicara anti demokrasi justru hy mungkin di alam demokrasi

kebaikan dan keburukan sama2 menikmati buah demokrasi

sy gak mau debat, mau monolog aja ah. biar gak ribut

@wulang5aputro monolog saja. jangan debat

bicara anti pancasila justru hy bisa di era demokrasi . bicara tegakkan khilafah atau syariah justru hy bisa di era demokrasi

demonstrasi propaganda syariah atau khilafah justru jd sangat bisa dilakukan di alam demokrasi. kita semua menikmati demokrasi

istri sy cerita , saat ikhwah2 tarbiyah dg KAMMI nya itu demo menggulingkan suharto , justru kelompok lain nyinyir dan mengharamkan demo

tp ketika KAMMI bersama elemen lain berhasil menggulingkan suharto dan mengantarkan keterbukaan, kelompok2 ini juga menikmati keterbukaan

krn iklimnya otoriter “@yokeretnaning: @hafidz_ary jaman orde baru, gak ada yg berani propaganda khilafah”

zaman orde baru, khatib yg mau khutbah juma'at harus melaporkan materinya ke koramil. boro2 ngomongin khilafah dan syariah

semua gerakan islam yg anti demonstrasi anti demokrasi berhutang besar pada@fahrihamzah dkk . beliau jd jalan keterbukaan da'wah

semua harokah berhutang budi pada tokoh2 mahasiswa yg siap serahkan nyawanya untuk harga kebebasan.

bang @fahrihamzah ketua KAMMI pertama, organisasi mahasiswa paling penting dalam gerakan penggulingan suharto, lokomotif keterbukaan

alhamdulillah , jamaah tarbiyah (sekarang PKS) bukan skedar penikmat kebebasan da'wah. tp kebebasan ini kami rebut sendiri

kebebasan da'wah ini kami rebut sendiri dg mengguligkan rezim otoriter, dg darah dan keringat kami sendiri, bukan orang lain.

dan siapakah tokok dibalik pendirian KAMMI? ustadz mahfudz sidik dan agus nurhadi

ada yang kemudian menikmati kebebasan da'wah buah demokrasi ini tp kemudian mencela demokrasi, pdhl tdk pernah keringetan

mereka gak keringetan , gak berdarah2 untuk mendapatkan kebebasan da'wah yang mereka nikmati sekarang

hari ini kita bisa teriak2 tentang apapun dari kebaikan, sesuatu yg tdk bs dilakukan di era rezim otoriter orde baru

ada efek negatif dari ini, kebatilan juga memiliki kebebasannya . tp inilah ruang pertarungannya .

salah satu buah demokrasi adalah selesai DOM di aceh. masy aceh bs menentukan nasibnya sendiri.

kemerdekaan itu harus kita rebut , bukan berharap otomatis kita terima

membayangkan ada yang teriak2 tegakkan syariah dan khilafah islam di depan istana di zaman suharto plus bilang pancasila thoghut :D

#menikmatidemokrasitanpasadar

Allahu Akbar “@alfathurochman: Simak TL.nya kang @hafidz_ary . Menambah kebanggaan+beban moral jd kader KAMMI”

karena itu saya respect sekali dg bang @fahrihamzah , meskipun bbrp hal sy tdk setuju, beliau punya jasa besar bg keterbukaan da'wah

membayangkan ada yg demo "Pancasila thoghut" "pokoknya khilafah" di depan istananya suharto :D

membayangkan ada yg demo di kedubes AS teriak khilafah di zaman suharto :D

kebebasan da'wah ini , alhamdulillah kami rebut sendiri, bukan dari keingat dan darah orang lain, untuk kemudian yg keringetan ini dicaci

kebebasan da'wah yang kami nikmati hari ini alhamdulillah tdk menumpang dari hasil keringat orang lain

kebebasan da'wah yg kami rasakan tdk kami dapatkan dr darah dan keringat orang lain. tp ikhwah2 kami sendiri yg gagah berani. @fahrihamzah

kami bebas teriak syariah atau khilafah krn kebebasan yg kami perjuangkan sendiri, bukan keringat org lain

#menikmatidemokrasitanpasadar

dulu kalian mencaci ikhwah kami yg berjuang menggulingkan rezim, hari ini kalian juga menikmati hasilnya #menikmatidemokrasitanpasadar

@SyaefullahHamid mereka gak keringetan

maaf, bbrp hari lalu saat sy mengisi liqa, sy ditilpun DPD PKS bahwa istri sy diminta jd caleg, langsung sy tolak

baik sy atau istri , menolak untuk diminta jadi caleg . sy tau diri . kapasitas sy gak cukup, hanya menambah rumit pertanyaan saat hisab

yang lantang anti pancasila, anti demokrasi baru bisa teriak tentang keantiannya justru saat era nya demokrasi :D

PR sy masih banyak . tau diri akan kekurangan “@ibnubasyir: @hafidz_ary knp di tolak pak, kan bagus jadi aleg? :)”

banyak kader PKS lain yg lebih mampu “@ibnubasyir: @hafidz_ary knp di tolak pak, kan bagus jadi aleg? :)”

done “@naddnadra: kang @hafidz_ary, saya mau DM tp gk bisa, folbek ya kang, ada yg mau saya tanyakan..afwan..”

balik lg dg analogi tambahannya: "ngapain nunggu keputusan warga kampung untuk ngasih obat anak saya?" | ini juga analogi yang #jakasembung

kondisinya anda tdk bs langsung memberikan obat yg anda mau untuk anak anda, anda harus dpt persetujuan warga kampung

anda tdk bisa kasih "puyer qishash" ke anak anda, karena harus mnunggu persetujuan warga kampung apakah "puyer qishash" ini boleh dijalankan

cuma 2 yg anda bs lakukan, anda langsung saja berikan "puyer qishash" trus akhirnya ditangkap oleh warga kampung krn dianggap melanggar

atau anda mengkudeta pemimpin kamoung untuk mengubah cara pengambilan keputusannya

silakan saja kalau mau obat "puyer qishash" mau dijalanin sekarang tanpa persetujuan warga kampung, toh ternyata juga gak berani jalanin

dibaca baik2 analoginya ... jangan #jakasembung

memberi obat ke anak tanpa mempedulikan aturan yg ada di kampung juga ternyata gak berani dilakukan

yg dilakukan si bapak sekarang ini adalah propaganda bahwa cara pengambilan keputusan warga kampung itu gak syar'i

bapak ini tdk sedang sibuk sembukan si anak yg sakit tp malah sibuk propaganda bahwa warga kampung ini kufur krn cr pengambilan keputusannya

tp ada tetangganya justru bekerja meyakinkan warga kampung bahwa resep dokter spesialis ini yg manjur, akhirnya ini jd keputusan warga

si anak bisa minum obat dr reaep dokter, sembuh. si tetangga makin dipercaya. sehingga setiap warga mau ambil keputusan liat pendapat dia

begitulah perjuangan dalam demokrasi , menyembuhkan satu per satu sakit si anak. meyakinkan warga kampung untuk memilih obat yg benar

akhirnya satu per satu penyakit si anak ini sembuh, tanpa perlu menunggu warga kampung mengubah cara mereka mengambil keputusan

jk menunggu warga kampung mengubah cara mereka mengambil keputusan, keburu si anak ini mati gak dpt obatnya . kasihan.

@elonamelo siapanya ente tuh?

eh maap, mau monolog aja. biar kagak ribut :D

jk bisa menyembuhkan si anak yg sakit sekanrang juga, hanya tinggal mempengaruhi keputusan warga kampung, knp harus menunggu dan menonton?

kenapa harus menunggu warga kampung bersedia mengubah cara mereka mengambil keputusan, entah sampai kapan

kenapa harus menunggu kalo bs kasih obat si anak sekarang juga? tinggal pengaruhi keputusan warga kampung. kasih deh "puyer syariah"

ane belum siap zuhud total “@dreeup: Bang, klw ente udh buka jalan, knp ga dtruskn mnjd caleg, drpd dmnfaatin segelintir org yg g baik

apa anda bisa kasih "puyer qishash" skarang juga ke anak anda yg sakit? oh tdk bisa, anda tdk diizinkan warga kampung.

anda seharusnya memilih untuk mempengaruhi warga kampung agar "puyer qishash" bs diizinkan diberikan pd anak anda

dan bukannya menunggu warga kampung mengubah caranya mengambil keputusan. kelamaan, keburu infeksi.

sy cuma mau bilang #menikmatidemokrasitanpasadar

karena yang paling menikmati demokrasi justru mereka yg tersumbat tp saat dulu tdk berani menggulingkan rezim

yang anti demokrasi baru bisa nyaman teriak "demokrasi kufur" "pancasila thaghut" justru di era demokrasi. #menikmatidemokrasitanpasadar

ITB dan krn itu sy bukan ustadz “@AtafRabbani: Ustad @hafidz_ary kalo boleh tau, di mana dulu kuliahnya?”

inget zaman mahasiswa demo penggulingan gus dur, pulang babak belur dipukulin polisi. trus dirawat sama ibu mertua krn istri lg KP di jkt

sambil ngompres tangan dan kepala saya yg babak belur, ibu mertua nasehatin: "nak, kalau sudah nikah gak usah demo demo lagi" :D

S1 dan S2 sy teknik elektro “@AtafRabbani: Ustad teknik RT "@hafidz_ary: ITB dan krn itu sy bukan ustadz “@AtafRabbani: Ustad @hafidz_ary

resiko nikah sambil kuliah. ibu mertua bilang "inget anak istrimu nak, sudah berhenti demo demo nya" :D

kami menikmati demokrasi dg sadar, faham dg apa yg harus diambil dan apa yang harus ditolak dr demokrasi

makanya waktu demo bareng temen2 FPI di depan kedubes , nostalgia banget .

salah satu demo paling parah waktu demo bulog gate nya akbar tanjung di depan MA. musuhnya ada 2 : polisi di depan , anak kiri di belakang

merinding “@radennisme: http://t.co/qenP3YRCyS presiden Mursi saat berpidato masuk waktu Isya' & adzan di podium @ITJJakarta

terus terang sy jd bingung jk ada yg bilang : "ayo revolusi, ayo kudeta" , krn dulu mrk skedar menonton penggulingan rezim

org ini mengajak revolusi atau kudeta kpd ikhwah yg dulu di KAMMI ... yg mengajak tdk lebih pengalaman dr yg diajak

anak2 KAMMI dkk nya turun demonstrasi penggulingan 3 presiden. 2 berhasil dan satu presiden hanya berhasil dibunuh karakternya

suharto berhasil dilengserkan , Gus Dur diimpeach, dan mega didemo sepanjang pemerintahan , akhinya tdk terpilih di pemilu berikutnya

plis jangan bicara revolusi dan kudeta pd mereka yg justru sdh melakukannya .

sy mau menonton ah , mereka yg teriak revolusi benar benar melakukan revolusi. apa mrk berani dan berhasil? sy menantikannya

"ayo revolusi" | sok atuh, kami sdh pernah dan skrg mau menonton

kabarnya begitu . terakhir sy ketemu beliau di paramadina “@aathikmatullah: @hafidz_ary apa betul pa agus nurhadi dah ga d pks?”

coba anda bayangkan apa yg ada di benak fahri hamzah dan kawan2 tarbiyah kalo dibilangin gini: "ayo revolusi, jgn cuma di ruang berAC" :D

sy tebak fahri mikir gini: "ini org ngomong apa sih, dulu kita demo suharto ente kemane aje, nyinyir doang" :D

maaf ye, jangan kebanyakan ngomong revolusi dan kudeta, dulu kite gak pake ngomong-ngomong, 2 presiden turun . buruan kalo mau kudeta

maap ya, tdnya gak mau bahas demokrasi, td ada yg mention analogi dg logika amburadul, jd menggelitik untuk dibahas

hayuk ah, nikmat yg besar sekali “@Happyirma: Bahaya follow akun2 ini, @pkspiyungan @hafidz_ary bs2 ikut keseret jd kader.. :p”

alhmdlh “@watkal: kang, saya slalu menyimak twet2nya apalagi saya snenk juga m cerita sejarah perjuangan para penggerak Da'wah makasih kang”

ups kelepasan “@andieriawan: @hafidz_ary Pritttt :D”

mrk akan ikut cara kita insya allah “@hutriady: @hafidz_ary nyatanya mrka blm berhasil setidaknya sampai detik ini”

keren nih presiden mesir “@radennisme: http://t.co/qenP3YRCyS presiden Mursi berpidato masuk waktu Isya' & adzan di podium @ITJJakarta

syukron akhii “@kendyaditya: Analogi @hafidz_ary tentang Demokrasi has been chirpified! http://t.co/MpDTTN7jlh”

sy menonton sambil mendoakan. #revolusi “@nugrohoyoyok: @hafidz_ary Mendoakannya lebih ahsan Tadz. :)”

barusan ngumpulin bukti setor pajak :D “@bayprio: Bang, sdh pada bayar pajak SPT & PBB, pajak kendaraan ? :) RT @hafidz_ary:

golput tdk dihitung “@ahmadridhaifan: @hafidz_ary gimana bang, faktanya yang golput makin banyak aja di setiap pilkada”

lebih biru mana? :D “@bayprio: Jaket ITB & jaket trisakti warnanya agak mirip :). Colek @BroArdy @hafidz_ary @Isnaforever”

skeptis atau tdk, pertunjukan trus berjalan “@ahmadridhaifan: @hafidz_ary maksudnya, apa itu berarti rakyat makin skeptis pada demokrasi?

pesta demokrasi tdk menunggu yg tdk mau terlibat “@ahmadridhaifan: maksudnya, apa itu berarti rakyat makin skeptis pada demokrasi?

senang atau benci, skeptis atau tdk, dg kita ato tdk, keputusan tetap akan jalan. rugi jk tdk terlibat “@ahmadridhaifan: maksudnya,

sengaja. "belagu" sama yang belagu itu sedekah :D “@mb318: @hafidz_ary twitnya "belagu" gus..”

maaf agak belagu, agak menggelitik sy liat ada org kyk anak kecil baru denger kosa kata revolusi dan kudeta .

sok atuh kalau mau kudeta presiden sekarang | kita gak ikutan lg. alhmdlh, kita dah pernah nyoba demo menurunkan 3 presiden

sekian #menikmatidemokrasitanpasadar

btw, denger kabar besok SBY akan copot mentan dan akan dibawa KPK . yak, mari bersabar

kita akan melihat KPK besok mendadak trengginas mengurus PKS, setelah loyo di century

2014 targetnya PKS dihabisi ... ternyata justru menang di jabar, sumut dan insya allah bandung. perlu skenario lebih besar lg u habisi PKS

Rabu, 20 Maret 2013

Pengertian Koalisi dan Tinjauan Syar'inya



         Koalisi mengandung makna akad, janji dan kesepakatan yang dihasilkan dari bertemunya dua atau beberapa keinginan kerjasama atas dasar tujuan-tujuan yang berdekatan serta beberapa syarat dari beberapa pihak untuk kepentingan umum. Rasulullah saw. bersabda, 

المسلمون عند شروطهم إلا شرطاً حرم حلالاً، أو أحل حراماً (رواه الترمذي، وقال: حسن صحيح)
“Umat Islam selalu memegang syarat yang mereka sepakati, kecuali menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.” (HR Turmidzy)

Disebutkan juga dalam sebuah hadits qudsi,
أنا ثالث الشريكين مالم يخن أحدهما صاحبه، فإذا خانه، خرجت من بينهما (رواه أبو داود من حديث أبي هريرة)، ورواته ثقات
“Aku (Allah) adalah pihak ketiga di antara dua pihak yang bersepakat selama keduanya tidak berkhianat. Apabila salah satu pihak berkhianat, maka Aku tidak lagi bersama mereka.”
Kaidah fiqih menyebutkan, “Akad adalah ikatan dua orang yang bersepakat”. Jadi koalisi itu mempunyai dasar syariat dan dianjurkan oleh Rasulullah saw.

         Imam Qurthubi berkata bahwa Ibnu Ishaq berkata, “Kabilah-kabilah Quraisy telah berkumpul di rumah Abdullah bin Jad'an, kemudian mereka bersepakat untuk tidak akan lagi menemukan orang yang terzhalimi di kota Mekah, baik keluarga maupun bukan. Jika terjadi tindak kezhaliman, maka mereka akan menghukum orang yang berbuat zhalim sampai ia menunaikan hak orang yang dizhalimi. Mereka menamakan kesepakatan ini dengan “Halful Fudhul”. Perjanjian yang pernah Rasulullah saw. sebutkan dalam sebuah hadits, “Sungguh aku telah menyaksikan di rumah Abdullah bin Jad'an sebuah perjanjian yang lebih aku sukai daripada unta merah. Seandainya perjanjian itu diklaim dalam Islam, maka aku akan menyambutnya.”

         Perjanjian ini sesuai dengan makna yang disebutkan dalam hadits Rasulullah saw, “Perjanjian apapun yang pernah dibuat di masa jahiliyah tidak akan ditambahkan oleh Islam, bahkan Islam akan menguatkannya.” (H.R. Muslim). Imam Qurthubi mengomentari hadits ini, “Perjanjian akan dikatakan sesuai dengan syariat Islam, jika perjanjian tersebut tidak mengadopsi kezhaliman. Adapun perjanjian yang rusak dan akad atas dasar kezhaliman dan permusuhan, maka Islam menentangnya dan datang untuk menghapuskannya. Alhamdulillah Islam telah berhasil pada masa kejayaannya.

         Ibnu Taimiyah ditanya tentang seorang yang diangkat menjadi gubernur di kawasan orang zhalim. Ia bekerja serius untuk menghilangkan kezhaliman sebatas kemampuannya. Dia tahu bahwa jika ia tidak menjabat gubernur, maka orang lain akan menjadi wali dan kezhaliman terus berlangsung dan bertambah parah. Apakah dia boleh tetap menjabat sebagai gubernur? Ibnu Taimiyah membolehkan jika ia berjuang menegakkan keadilan dan berusaha menghapus kezhaliman sebatas kemampuannya. Kemudian ia menambahkan, “Kedudukannya sebagai gubernur itu lebih baik dan lebih bermanfaat bagi umat Islam daripada jabatan gubernur itu dijabat orang lain.” Beliau menambahkan lagi, “Tidak berdosa baginya untuk tetap menduduki jabatan gubernur, bahkan terkadang menjadi wajib jika ia tidak menjabatnya dan orang lain kemudian menjabatnya.” (Disebutkan dalam kitabnya “Majmu' Fatawa”) Ini terjadi di wilayah orang zhalim, bagaimana pula jika terjadi di wilayah yang lebih baik.
         Rasulullah saw. pernah menghadiri perjanjian “Al-Muthayyibin” sebelum bi'tsah. Setelah menjadi nabi, beliau bersabda, “Bersama pamanku saya pernah menyaksikan perjanjian “Al-Muthayyibin” dan aku menyukainya.” Karena dalam poin-poin perjanjiannya mengandung pembelaan terhadap orang yang dizhalimi dan bersepakat atas kebaikan dan mengingkari kezhaliman.
         Di satu sisi, koalisi merupakan bentuk meminta bantuan orang lain untuk melakukan kebaikan dan di sisi lain koalisi adalah membantu orang lain untuk berbuat baik sesuai dengan keperluan dan kepentingan partner kita. Salah satu patokan kita dalam koalisi bahwa yang mengontrol jalannya koalisi itu adalah prinsip, bukan orang.

Pertanyaan Seputar Koalisi
         Koalisi antara orang-orang Islam adalah kerjasama mereka secara pribadi, kelompok atau partai. Hal ini tidak mengundang perdebatan atau diskusi hukum agama, karena asasnya adalah “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara”. “Bekerjasamalah kalian untuk melakukan kebaikan dan taqwa dan janganlah kalian bekerja sama untuk berbuat dosa dan permusuhan.” Yang menjadi fokus pembahasan adalah atas kepentingan apa kita akan berkoalisi? Maslahat agama apa yang dapat diraih dari koalisi? Dan apa pengaruhnya terhadap agama dari strategi koalisi ini?

         Ajaran Islam telah membolehkan, bahkan koalisi dengan non-muslim pun dibolehkan, karena di antara tujuannya adalah menyebarkan akhlaq dasar yang mulia, seperti keadilan, menghapus kezhaliman, persamaan, kemerdekaan, menghormati hak asasi manusia, memuliakan nyawa dan kehormatan, menjaga hak milik orang lain dan menjaga lingkungan hidup. Semua itu dalam konteks kesepakatan regional dan internasional. Koalisi merupakan pemikiran dan perangai da'i dalam perjalanan gerakan dakwah. Koalisi merupakan fikrah orang-orang yang percaya bahwa dialog dan hidup damai dengan segala golongan yang mempunyai orientasi berbeda serta meninggalkan segala jenis dan bentuk kekerasan.

         Sedangkan koalisi di masyarakat yang damai dan tenang bukan hanya kebijakan politik saja, tetapi sudah menjadi manhaj haraki dan tarbawi serta menjadi perilaku para kader yang dituntut untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah kemudaratan. Perilaku itu juga ditujukan untuk menerobos masuk ke politik, kekuasaan politik serta agar ide-ide yang berseberangan dengan yang sudah ada dapat diterima. Koalisi juga bisa memberikan waktu tenggang kepada kader dakwah yang konsern untuk menyempurnakan kesiapan dan persiapan; secara tarbawi, nafsi, fikri maupun sosial kemasyarakatan dalam tarbiyah rabbaniyah yang seimbang.
Gerakan Dakwah dan Koalisi
Para pemimpin gerakan dakwah modern  - yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk membentengi gerakan dakwah serta membawanya untuk menjadi faktor penting dalam percaturan politik - tidak keberatan membuat persetujuan koalisi dengan beberapa pihak yang nampak ada sedikit perbedaan dan pertentangan. Seperti kita dapati pada tahun 1936 Syeikh Abdul Hamid bin Badis berkoalisi dengan orang-orang komunis dan sekuler di Mesir dan bersama mereka membentuk partai Wafd setelah mereka melaksanakan konferensi. Kemudian ia memimpin upaya dialog kepada penjajah Perancis dan dalam sejarah disebut dengan “Konferensi Islam”, dia sebagai juru bicara resmi.
Ikhwan di Mesir pernah berkoalisi dengan partai sekuler Al-Wafd. Kemudian juga pernah berkoalisi dengan partai Asy-Sya'ab, partai Buruh dalam pemilu anggota legislatif. Gerakan Islam Syiria juga pernah berkoalisi dengan unsur kekuatan bangsa Syiria untuk beroposisi dengan penguasa dan dalam rangka berupaya menggantikannya. Gerakan dakwah Yaman juga pernah berkoalisi dengan partai berkuasa dan kemudian membentuk lembaga kepresidenan untuk menjalankan pemerintahan. Gerakan dakwah Islam di Sudan juga pernah berkoalisi dengan tentara untuk menjalankan urusan kenegaraan.
Imam Hasan Al-Banna juga pernah berkoalisi dengan tokoh-tokoh politik dan tokoh agama yang berbeda visi dan misi di lembaga Wadi Nil yang tertinggi untuk pembebasan Palestina dan perjuangan masalah Palestina. Jamaat Islam Pakistan juga pernah berkoalisi untuk merealisasikan prinsip-prinsipnya dalam setiap pemilu presiden.
Telah terjadi kesepakatan koalisi di negara-negara Islam antara gerakan agamis dengan aliran politik. Semuanya bertujuan untuk memenangkan kebenaran dan mempersempit wilayah kerusakan. Dari sini jelaslah bahwa koalisi adalah poros strategis musyarakah bagi gerakan dakwah Islam.

Pendapat Syaikh Abdullah bin Qu'ud Tentang dakwah Lewat Parlemen


6. Syaikh Abdullah bin Qu'ud
Sebagian orang-orang meremehkan partai-partai politik Islam yang terdapat di sejumlah negara-negara Islam seperti Aljazair, Yaman, Sudan dan yang lainnya. Mereka yang ikut didalamnya dituduh dengan tuduhan sekuler dan lain-lainnya. Apa pendapat Anda tentang hal tersebut? Sikap atau peran apa yang harusnya dilakukan oleh kaum muslimin untuk menyikapi kondisi tersebut?

Jawaban : Akar persoalan dari semua itu adalah adanya dominasi sebagian para dai terhadap yang lainnya. Dan saya berpendapat bahwa seorang muslim yang diselamatkan Allah dari malapetaka untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya serta berdoa untuk saudara-saudaranya di Sudan, Aljazair, Tunisia dan negara-negara lainnya, ataupun bagi kaum muslimin yang berada di negeri-negeri yang jelas-jelas kafir.

Dan jika hal tersebut tidak memberikan manfaat kepada mereka, aku berpendapat minimal jangan memadhorotkan mereka. Karena sampai sekarang tidak ada bentuk solidaritas yang nyata kepada para dai tersebut padahal mereka telah mengalami berbagai ujian dan siksaan.

Dan kita wajib mendoakan kaum msulimin dan manaruh simpati kepada mereka di setiap tempat. Karena seorang mukmin adalah saudara bagi muklmin yang lainnya, jika mendengar kabar yang baik mengenai saudaranya di Sudan, Aljazair, Tunisia atau dinegeri mana saja maka hendaknya ia merespon positif dan seakan-akan ia berkata:

يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا (النساء : 73)
"Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar" (QS. An-Nisaa: 73).

Dan apa bila mendengar malapetaka yang menimpa mereka, maka hendaklah ia mendoakan untuk saudarnya-saudaranya yang sedang diuji di negeri mana saja, supaya Allah melepaskan mereka dari orang-orang yang sesat dan menjadikan kekuasaan bagi kaum muslimin dan hendaklah ia memuji Allah karena telah menjaga dirinya.

Jangan sampai ada seseorang yang bersandar dengan punggungnya di negeri yang aman lalu mencela orang-orang atau para dai yang berjuang demi Islam di bawah kedholiman dan keseweng-wenangan dan intimidasi. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan tindakan yang tidak fair. boleh jadi engkau akan mendapat ujian jika anda tidak merespon dengan perasaan anda apa yang dirasakan oleh kaum muslimin yang sedang mengalami ujian dari Allah..

Pendapat Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan tentang Parlemen



Syekh Shaleh Alfauzan ditanya tentang hukum memasuki parlemen. Syekh Fauzan balik bertanya, "Apa itu parlemen?" Salah seorang peserta menjawab "Dewan legislatif atau yang lainnya" Syekh, "Masuk untuk berdakwah di dalamnya?" Salah seorang peserta menjawab, "Ikut berperan serta di dalamnya" Syekh, "Maksudnya menjadi anggota di dalamnya?" Peserta, "Iya."

Syeikh: "Apakah dengan keanggotaan di dalamnya akan menghasilkan kemaslahatan bagi kaum muslimin? Jika memang ada kemaslahatan yang dihasilkan bagi kaum muslimin dan memiliki tujuan untuk memperbaiki parlemen ini agar berubah kepada Islam, maka ini adalah suatu yang baik, atau paling tidak bertujuan untuk mengurangi kejahatan terhadap kaum muslimin dan menghasilkan sebagian kemaslahatan, jika tidak memungkinkan kemaslahatan seluruhnya meskipun hanya sedikit."

Salah seorang peserta, "Terkadang didalamnya terjadi tanazul (pelepasan) dari sejumlah perkara dari manusia."

Syeikh: "Tanazul yang dimaksud adalah kufur kepada Allah atau apa?"

Salah seorang peserta, "Mengakui."

Syeikh: "Tidak boleh. adanya pengakuan tersebut. Jika dengan pengakuan tersebut ia meninggalkan agamanya dengan alasan berdakwah kepada Allah, ini tidak dibenarkan. Tetapi jika mereka tidak mensyaratkan adanya pengakuan terhadap hal-hal ini dan ia tetap berada dalam keIslaman akidah dan agamanya, dan ketika memasukinya ada kemaslahatan bagi kaum muslimin dan apa bila mereka tidak menerimanya ia meninggalkannya, apa mungkin ia bekerja untuk memaksa mereka?
Tidak mungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Yusuf as ketika memasuki kementrian kerajaan, apa hasil yang ia peroleh? atau kalian tidak tahu hasil apa yang di peroleh Nabi Yusuf as?

Atau kalian tidak tahu tentang hal ini, apa yang diperoleh Nabi Yusuf ketika ia masuk, ketika raja berkata kepadanya, "Sesungguhnya kamu hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya disisi kami" Nabi Yusuf saat itu menjawab, "Jadikan aku bendaharawan negara karena aku amanah dan pandai." Maka beliau masuk dan hukum berada di tangannya. Dan sekarang dia menjadi raja Mesir, sekaligus Nabi.

Jadi bila masuknya itu melahirkan sesuatu yang baik, silahkan masuk saja. Tapi kalau hanya sekedar menyerahkan diri dan ridho terhadap hukum yang ada maka tidak boleh. Demikian juga bila tidak mendatangkan maslahat bagi umat Islam, maka masuknya tidak dibenarkan. Para ulama berkata, "Mendatangkan manfaat dan menyempurnakannya, meski tidak seluruh manfaat, tidak boleh diiringi dengan mafsadat yang lebih besar."

Para ulama mengatakan bahwa Islam itu datang dengan visi menarik maslahat dan menyempurnakannya serta menolak mafsadah dan menguranginya. maksudnya bila tidak bisa menghilangkan semua mafsadat maka dikurangi, mendapatkan yang terkecil dari dua dhoror, itu yang diperintahkan. Jadi tergantung dari niat dan maksud seseorang dan hasil yang diperolehnya. Bila masuknya lantaran haus kekuasaan dan uang lalu diam atas segala penyelewengan yang ada, maka tidak boleh. Tapi kalau masuknya demi kemaslahatan kaum muslimin dan dakwah kepada jalan Allah, maka itulah yang dituntut. Tapi kalau dia harus mengakui hukum kafir maka tidak boleh, meski tujuannya mulia. seseorang tidak boleh menjadi kafir dan berkata "Tujuan saya mulia, saya berdakwah kepada Allah," tidak boleh itu."

Salah seorang peserta, "Apa yang menjadi jalan keluarnya?"

"Jalan keluarnya adalah jika memang di dalamnya ada maslahat bagi kaum muslimin dan tidak menghasilkan madharat bagi dirinya, maka hal tersebut tidak bertentangan. Adapun jika tidak ada kemaslahatan di dalamnya bagi kaum muslimin atau hal tersebut mengakibatkan adanya kemadorotan yaitu pengakuan akan kekufuran, maka hal tersebut tidak diperbolehkan" (Rekaman suara)

Bolehnya Parlemen: Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah


Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Dalam kitab Thuruq Al-Hikmah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (691- 751 H) dalam kitabnya At-Turuq al-Hukmiyah menulis:
Masalah ini cukup pelik dan rawan, juga sempit dan sulit. terkadang sekelompok orang melewati batas, menghilangkan hak-hak,dan mendorong berlaku kejahatan kepada kerusakan serta menjadikan syariat itu sempit sehingga tidak mampu memberikan jawaban kepada pemeluknya dan menghalangi diri mereka dari jalan yang benar, yaitu jalan untuk mengetahui kebenaran dan menerapkannya. Sehingga mereka menolak hal tersebut, pada hal mereka dan yang lainnya tahu secara pasti bahwa hal itu adalah hal yang wajib diterapkan namun mereka menyangkal bahwa hal itu bertentangan dengan qowaid syariah.

Mereka mengatakan bahwa hal itu tidak sesuai yang dibawa Rasulullah, yang menjadikan mereka berpikir seperti itu kurangnya mereka dalam memahami syariah dan pengenalan kondisi lapangan atau keduanya, sehingga begitu mereka melihat hal tersebut dan melihat orang-orang melakukan hal yang tidak sesuai yang dipahaminya, mereka melakukan kejahatan yang panjang, kerusakan yang besar maka permasalahannya jadi terbalik.

Di sisi lain ada kelompok yang berlawanan pendapatnya dan menafikan hukum allah dan rosulnya. Kedua kelompok di atas sama-sama kurang memahami risalah yang dibawa rosulnya dan diturunkan dalam kitabnya, padahal Allah swt. telah mengutus rasulnya dan menurunkan kitabnya agar manusia menjalankan keadilan yang dengan keadilan itu bumi dan langit di tegakkan. Bila ciri-ciri keadilan itu mulai nampak dan wajahnya tampil dengan beragam cara maka itulah syariat allah dan agamanya. Allah swt Maha Tahu dan Maha Hakim untuk memilih jalan menuju keadilan dan memberinya ciri dan tanda. maka apapun jalan yang bisa membawa tegaknya keadilan maka itu adalah bagian dari agama, dan tidak bertentangan dengan agama.

Maka tidak boleh dikatakan bahwa politik yang adil itu berbeda dengan syariat, tetapi sebaliknya justru sesuai dengan syariat, bahkan bagian dari syariat itu sendiri. Kami menamakannya sebagai politik sekedar mengikuti istilah yang anda buat tetapi pada hakikatnya merupakan keadilan allah dan rosulnya.

Imam yang muhaqqiq ini mengatakan apapun cara untuk melahirkan keadilan maka itu adakah bagian dari agama dan tidak bertentangan dengannya. Jelasnya bab ini menegaskan bahwa apapun yang bisa melahirkan keadilan boleh dilakukan dan dia bagian dari politik yang sesuai dengan syariah. Dan tidak ada keraguan bahwa siapa yang menjabat sebuah kekuasaan maka ia harus menegakkan keadilan yang sesuai dengan syariat. Dan berlaku ihsan bekerja untuk kepentingan syariat meskipun di bawah pemerintahan kafir.

Bolehnya Parlemen: Pendapat Imam Al-'Izz Ibnu Abdis Salam


Pendapat Imam Al-'Izz Ibnu Abdis Salam
Dalam kitab Qawa'idul Ahkam karya Al-'Izz bin Abdus Salam tercantum: Bila orang kafir berkuasa pada sebuah wilayah yang luas, lalu mereka menyerahkan masalah hukum kepada orang yang mendahulukan kemaslahatan umat Islam secara umum, maka yang benar adalah merealisasikan hal tersebut. Hal ini mendapatkan kemaslahatan umum dan menolak mafsadah. Karena menunda mashlahat umum dan menanggung mafsadat bukanlah hal yang layak dalam paradigma syariah yang bersifat kasih. Hanya lantaran tidak terdapatnya orang yang sempurna untuk memangku jabatan tersebut hingga ada orang yang memang memenuhi syarat.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami menurut pandangan imam rahimahullah, bahwa memangku jabatan di bawah pemerintahan kafir itu adalah hal yang diperlukan. Untuk merealisasikan kemaslahatan yang sesuai dengan syariat Islam dan menolak mafsadah jika diserahkan kepada orang kafir. Jika dengan hal itu maslahat bisa dijalankan, maka tidak ada larangan secara syar'i untuk memangku jabatan meski di bawah pemerintahan kafir.

Kasus ini mirip dengan yang terjadi di masa sekarang ini di mana seseorang menjabat sebagai anggota parlemen pada sebuah pemeritahan non Islam. Jika melihat pendapat beliau di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menjadi anggota parlemen diperbolehkan.

Bolehnya Parlemen: Wawancara dengan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin


Wawancara dengan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin

Pada bulan Oktober 1993 edisi 42, Majalah Al-Furqan Kuwait mewawancarai Syaikh Muhammad bin shalih Al-'Utsaimin, seorang ulama besar di Saudi Arabia yang menjadi banyak rujukan umat Islam di berbagai negara. Berikut ini adalah petikan wawancaranya seputar masalah hukum masuk ke dalam parlemen.

Majalah Al-Furqan :. Fadhilatus Syaikh Hafizakumullah, tentang hukm masuk ke dalam majelis niyabah (DPR) padahal negara tersebut tidak menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, apa komentar Anda dalam masalah ini?

Syaikh Al-'Utsaimin : Kami punya jawaban sebelumnya yaitu harus masuk dan bermusyarakah di dalam pemerintahan. Dan seseorang harus meniatkan masuknya itu untuk melakukan ishlah (perbaikan), bukan untuk menyetujui atas semua yang ditetapkan.

Dalam hal ini bila dia mendapatkan hal yang bertentangan dengan syariah, harus ditolak. Meskipun penolakannya itu mungkin belum diikuti dan didukung oleh orang banyak pada pertama kali, kedua kali, bulan pertama, kedua, ketiga, tahun pertama atau tahun kedua, namun ke depan pasti akan memiliki pengaruh yang baik.
Sedangkan membiarkan kesempatan itu dan meninggalkan kursi itu untuk orang-orang yang jauh dari tahkim syariah merupakan tafrit yang dahsyat. Tidak selayaknya bersikap seperti itu.

Majalah Al-Furqan : Sekarang ini di Majelis Umah di Kuwait ada Lembaga Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Ada yang mendukungnya tapi ada juga yang menolaknya dan hingga kini masih menjadi perdebatan. Apa komentar Anda dalam hal ini, juga peran lembaga ini. Apa taujih Anda bagi mereka yang menolak lembaga ini dan yang mendukungnya?

Syaikh Al-Utsaimin: Pendapat kami adalah bermohon kepada Allah SWT agar membantu para ikhwan kita di Kuwait kepada apa yang membuat baik dien dan dunia mereka. Tidak diragukan lagi bahwa adanya Lembaga Amar Makmur Nahi Munkar menjadikan simbol atas syariah dan memiliki hikmah dalam muamalah hamba Allah SWT. Jelas bahwa lembaga ini merupakan kebaikan bagi negeri dan rakyat. Semoga Allah SWT menyukseskannya buat ikhwan di Kuwait.
Pada bulan Zul-Hijjah 1411 H bertepatan dengan bulan Mei 1996 Majalah Al-Furqan melakukan wawancara kembali dengan Syaikh Utsaimin:

Majalah Al-Furqan: Apa hukum masuk ke dalam parlemen?

Syaikh Al-'Utsaimin: Saya memandang bahwa masuk ke dalam majelis perwakilan (DPR) itu boleh. Bila seseorang bertujuan untuk mashlahat baik mencegah kejahatan atau memasukkan kebaikan. Sebab semakin banyak orang-orang shalih di dalam lembaga ini, maka akan menjadi lebih dekat kepada keselamatan dan semakin jauh dari bala'.
Sedangkan masalah sumpah untuk menghormati undang-undang, maka hendaknya dia bersumpah untuk menghormati undang-undang selama tidak bertentangan dengan syariat. Dan semua amal itu tergantung pada niatnya di mana setiap orang akan mendapat sesuai yang diniatkannya.

Namun tindakan meninggalkan majelis ini buat orang-orang bodoh, fasik dan sekuler adalah perbuatan ghalat (rancu) yang tidak menyelesaikan masalah. Demi Allah, seandainya ada kebaikan untuk meninggalkan majelis ini, pastilah kami akan katakan wajib menjauhinya dan tidak memasukinya. Namun keadaannya adalah sebaliknya. Mungkin saja Allah SWT menjadikan kebaikan yang besar di hadapan seorang anggota parlemen. Dan dia barangkali memang benar-benar menguasai masalah, memahami kondisi masyarakat, hasil-hasil kerjanya, bahkan mungkin dia punya kemampuan yang baik dalam berargumentasi, berdiplomasi dan persuasi, hingga membuat anggota parlemen lainnya tidak berkutik. Dan menghasilkan kebaikan yang banyak. (lihat majalah Al-Furqan - Kuwait hal. 18-19)

Jadi kita memang perlu memperjuangkan Islam di segala lini termasuk di dalam parlemen. Asal tujuannya murni untuk menegakkan Islam. Dan kami masih punya 13 ulama lainnya yang juga meminta kita untuk berjuang menegakkan Islam lewat parlemen. Insya Allah SWT pada kesempatan lain kami akan menyampaikan pula. Sebab bila semua dicantumkan di sini, maka pastilah akan memenuhi ruang ini. Mungkin kami akan menerbitkannya saja sebagai sebuah buku tersendiri bila Allah SWT menghendaki.