Dulu meski khilafiah furu' sangat tajam antar tokoh-ormas Islam,bisa bersatu politik. Sekerang isu furuiyah sangat kecil tapi politik umat sulit bersatu..
Elit Ormas-tokoh Islam skrg hrs hayati etos pemimpin Muslim dahulu yg bahu-membahu dlm bingkai ukhuwah luar biasa demi tegaknya cita2 Islam
Sekarang beberapa pihak mentahkan ide aspirasi islam lewat parlemen, pemilu haram, pancasila kafir dll, tokoh2 umat dahulu sdh khatam, ini malah mundur!
Dengan haramkan/taghutisasi Pancasila NKRI dll sadar atau tidak sudah masuk jebakan betmen, sama saja serahkan Indonesia kepada sekuler-kafir! Telat lahir
Wahid Hasyim, Hamka, Natsir, Roem, serta ulama besar lainnya terjun di dpr, sadar/tidak ide taghutisasi bisa ikut mengkafirkan mereka seperti dikehendaki musuh?
Mari kita baca dulu sejarah umat islam, perjuangan ulama lahirkan nkri, memvonis itu gampang tapi tidak sadar akibatnya fatal
bisa jd sikap seperti itu adalah reaksi berlebihan krn ketidakadilan, umat dibikin radikal supaya kita tak lagi memiliki saham di republik ini.
Saya lanjut twit semalam Dulu tak Ada perdebatan boleh/tdk masuk parlemen karena ulama umat yakin miliki saham terbesar republik ini, semua berjuang
Perjuangkan aspirasi islam, pancasila rumusan ulama yg sarat Islamic worldview, Indonesia sebenarnya negara islam tapi dibajak .tugas kita rebut lagi
Berjuang dr nol jelas kontraproduktif, menafikan saham perjuangan ulama terdahulu, bikin umat teralienasi jd radikal sehingga dimusuhi negara
Tugas ulama dai skrg rekonstruksi sejarah, revitalisasi tafsir Islami terhadap pancasila, persatukan potensi umat, pupuk optimisme, kuatkan ilmu.
Kekuatan sekuler-neolib sadar kekuatan islam shg mrk putus rantai sejarah, ciptakan kondisi umat stres teralienasi spy mrk bs monopoli smw.
Sekian. Mari awali aktifitas tiap hari dg kalimatul ikhlas dg memantaskan diri agar umat pantas ditolong oleh Allah swt. Barakallahu fiikum
by : Fahmi Salim Zubair
@Fahmisalim2
Hamba Allah yang berusaha meraih ridho-Nya | Ikhtiar membangun Indonesia yang Lebih Beradab | Anggota Komisi Kajian MUI Pusat | Wakil Sekjen MIUMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar